Tintanarasi.com, Religi – Peristiwa Fathu Makkah, atau Pembebasan Makkah, merupakan salah satu momen paling monumental dalam sejarah Islam.
Terjadi pada 20 Ramadan tahun ke-8 Hijriah (sekitar Januari 630 M), peristiwa ini menandai kembalinya kota suci Makkah ke pangkuan umat Islam tanpa pertumpahan darah.
Lebih dari sekadar penaklukan, Fathu Makkah mencerminkan sikap mulia Rasulullah SAW yang mengedepankan pengampunan dan kasih sayang terhadap mereka yang sebelumnya memusuhi Islam.
Latar Belakang Fathu Makkah
Setelah penandatanganan Perjanjian Hudaibiyah pada tahun 6 Hijriah, terdapat kesepakatan gencatan senjata selama sepuluh tahun antara kaum Muslimin dan Quraisy Makkah.
Namun, perjanjian ini dilanggar ketika Bani Bakr, sekutu Quraisy, menyerang Bani Khuza’ah yang bersekutu dengan kaum Muslimin.
Serangan ini, yang terjadi di wilayah suci, merupakan pelanggaran serius terhadap perjanjian tersebut.
Mendengar kabar ini, Rasulullah SAW memutuskan untuk mengambil tindakan guna menegakkan keadilan dan melindungi sekutunya.
Strategi dan Pelaksanaan Pembebasan
Rasulullah SAW mengumpulkan pasukan yang terdiri dari sekitar 10.000 orang dan bergerak menuju Makkah dengan penuh kehati-hatian untuk menghindari konfrontasi langsung.
Pendekatan ini berhasil, dan pasukan Muslim memasuki Makkah tanpa perlawanan berarti.
Sebelum memasuki kota, Rasulullah SAW mengumumkan bahwa siapa pun yang berlindung di rumah Abu Sufyan, tetap berada di rumahnya sendiri, atau memasuki Masjidil Haram, akan aman.
Pengumuman ini menunjukkan niat beliau untuk menghindari pertumpahan darah dan memastikan keselamatan penduduk Makkah.
Sikap Pengampunan Rasulullah SAW
Setelah berhasil memasuki Makkah, Rasulullah SAW menunjukkan sikap pemaaf yang luar biasa.
Meskipun sebelumnya beliau dan para pengikutnya mengalami berbagai bentuk penindasan dan penganiayaan dari penduduk Makkah, Rasulullah SAW memilih untuk memaafkan mereka.
Beliau menyatakan, “Hari ini adalah hari kasih sayang (al-yaum yaum al-marhamah),” menegaskan bahwa tidak akan ada balas dendam.
Sikap ini menyebabkan banyak penduduk Makkah tersentuh dan akhirnya memeluk Islam.
Penghancuran Berhala dan Pemurnian Ka’bah
Salah satu tindakan penting yang dilakukan Rasulullah SAW setelah pembebasan Makkah adalah membersihkan Ka’bah dari berhala-berhala yang ditempatkan oleh kaum musyrik.
Beliau menghancurkan berhala-berhala tersebut, mengembalikan Ka’bah sebagai pusat tauhid dan ibadah kepada Allah SWT semata.
Tindakan ini menegaskan komitmen Islam terhadap monoteisme dan menghapus praktik-praktik syirik yang sebelumnya mendominasi Makkah.
Peristiwa ini tidak hanya menandai kemenangan fisik, tetapi juga kemenangan moral dan spiritual yang membawa perubahan besar dalam sejarah Islam dan dunia.
Leave a Comment