Tintanarasi.com, Internasional – Dalam minggu terakhir Juli, ketegangan di perbatasan Thailand–Kamboja meledak menjadi pertempuran besar. Konflik pecah pada Kamis (24/7/2025) ketika pasukan dari kedua negara saling baku tembak dengan artileri dan roket.
Thailand bahkan menurunkan jet F‑16 untuk melakukan serangan udara ke wilayah Kamboja, sementara Kamboja membalas dengan serangan roketnya, menewaskan puluhan orang dan memaksa ratusan ribu warga mengungsi
Korban pendidikan menunjukkan setidaknya 38 orang tewas, mayoritas warga sipil, dan lebih dari 300 ribu orang mengungsi dari daerah perbatasan yang terkena dampak.
Kedua kubu saling tuduh menjadi pihak yang memulai agresi, serta mengklaim keberadaan pasukan musuh yang bergerak di beberapa titik sengketa seperti wilayah sekitar kuil Preah Vihear dan Ta Moan Thom
Thailand berulangkali menegaskan lebih memilih dialog bilateral dan menolak keterlibatan mediasi eksternal—setidaknya pada tahap awal konflik.
Namun di saat yang sama, pihak Kamboja telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk campur tangan atas apa yang mereka sebut sebagai “agresi Thailand”
Puncak diplomasi terjadi di Putrajaya, Malaysia, pada Senin (28/7/2025).
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sebagai Ketua ASEAN memimpin perundingan antara Premier Kamboja Hun Manet dan Penjabat PM Thailand Phumtham Wechayachai.
Amerika Serikat dan China juga hadir melalui keterlibatan para duta besar mereka, dengan AS memainkan peran aktif mediasi dan China hadir sebagai pengamat
Dengan suara bulat, kedua negara menyetujui gencatan senjata yang berlaku secara segera dan tanpa syarat mulai tengah malam tanggal 29 Juli 2025, mengakhiri lima hari pertikaian paling mematikan dalam lebih dari satu dekade terakhir.
Kesepakatan ini juga mencakup jalur komunikasi langsung antara pemimpin kedua negara dan pembentukan mekanisme pelaksanaan perjanjian damai
Pasca gencatan senjata, situasi di perbatasan dilaporkan relatif tenang menjelang pertemuan para komandan militer yang diselenggarakan pada Selasa pagi, 29 Juli.
Namun militer Thailand menuduh tentara Kamboja tetap melakukan serangan di beberapa lokasi setelah jangka waktu perjanjian mulai berlaku, meski pihak Kamboja membantahnya
Sebelumnya, warga lokal di provinsi Surin, Thailand, yang menolak mengungsi—seperti petani Samuan Niratpai—mengaku terus mendengar ledakan setiap pagi.
Banyak dari mereka memilih bertahan di rumah meskipun berada di zona merah, karena nilai tradisional dan ikatan terhadap ternaknya
Media internasional dan analis menyoroti bahwa keterlibatan AS, khususnya lewat pernyataan Presiden Donald Trump yang menyertakan ancaman menghentikan negosiasi tarif jika konflik tidak dihentikan, menjadi katalis percepatan perdamaian.
China pun menyatakan dukungannya terhadap upaya penyelesaian damai yang tengah berlangsung
Meski gencatan senjata telah ditetapkan, sejumlah pengamat memperingatkan kestabilan jangka panjang masih rapuh, terutama karena konflik ini dipicu oleh kepentingan politik elit kedua negara.
Pertemuan lebih lanjut dijadwalkan antara kepala pertahanan militer dan diplomat pertahanan di bawah arahan ASEAN untuk memastikan penerapan kesepakatan secara konsisten
Leave a Comment