Cahaya Ramadhan: Hijrah ke Habasyah dan Ramadhan

Kangster

No comments

Tintanarasi.com, Religi – Pada tahun kelima kenabian, kaum Muslimin di Makkah menghadapi tekanan dan penganiayaan yang semakin berat dari kaum Quraisy.

Untuk melindungi iman dan keselamatan para pengikutnya, Rasulullah SAW mengarahkan mereka untuk berhijrah ke Habasyah (sekarang Ethiopia), sebuah negeri yang dipimpin oleh Raja Najasyi yang dikenal adil dan bijaksana.

Hijrah ini terjadi pada bulan Rajab dan menjadi peristiwa hijrah pertama dalam sejarah Islam.

Rombongan pertama yang berhijrah terdiri dari 16 orang, yaitu 12 laki-laki dan 4 perempuan.

Di antara mereka adalah Utsman bin Affan dan istrinya, Ruqayyah binti Muhammad SAW.

Rasulullah SAW menyebut pasangan ini sebagai “keluarga pertama yang berhijrah di jalan Allah setelah Ibrahim dan Luth.”

Perjalanan menuju Habasyah dilakukan secara diam-diam pada malam hari untuk menghindari pengawasan dan pengejaran dari kaum Quraisy.

Setibanya di pesisir Laut Merah, mereka berhasil mendapatkan kapal yang membawa mereka menyeberang ke Habasyah.

Di sana, mereka diterima dengan baik oleh Raja Najasyi dan penduduk setempat, yang memungkinkan mereka untuk menjalankan ibadah dan puasa Ramadhan dengan tenang meskipun berada di negeri asing.

Puasa Ramadhan yang dijalankan di Habasyah memiliki makna mendalam bagi para muhajirin.

Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, puasa tersebut juga menjadi simbol keteguhan iman dan kesabaran dalam menghadapi ujian di tanah perantauan.

Pengalaman berpuasa di negeri asing mengajarkan mereka tentang pentingnya persaudaraan, solidaritas, dan ketergantungan penuh kepada Allah dalam segala situasi.

Setelah beberapa waktu, terdengar kabar bahwa situasi di Makkah telah membaik dan kaum Quraisy telah menghentikan penganiayaan terhadap Muslim.

Sebagian muhajirin memutuskan untuk kembali ke Makkah.

Namun, setibanya di sana, mereka mendapati bahwa informasi tersebut tidak akurat, dan penganiayaan masih berlanjut.

Akibatnya, beberapa dari mereka kembali lagi ke Habasyah untuk mencari perlindungan.

Kisah hijrah ke Habasyah dan pengalaman berpuasa di negeri asing ini menjadi pelajaran berharga tentang keteguhan iman, kesabaran, dan pentingnya mencari lingkungan yang kondusif untuk menjalankan perintah Allah SWT.

Hal ini juga menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan toleransi dan menghargai keadilan, sebagaimana yang ditunjukkan oleh sikap Raja Najasyi terhadap para muhajirin.

Kangster

Pengangguran dadakan yang lagi nyari kerja di Jepang. Mimpi jadi karyawan kantoran ala anime sambil ngejar deadline. Kalau lagi nggak sibuk ngoding, pasti lagi baca novel detektif sambil ngebayangin jadi Sherlock Holmes versi Indonesia. Oh iya, NewJeans Never Die!

Share:

Related Post

Leave a Comment