Tintanarasi.com, Ragam – CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkapkan kekhawatiran mendalam terkait percepatan pesat teknologi kecerdasan buatan.
Dalam sebuah wawancara podcast bersama Theo Von, Altman menyatakan bahwa kemajuan AI akhir-akhir ini membuatnya merasa tidak nyaman, bahkan takut.
Altman, sosok di balik peluncuran teknologi GPT terbaru, GPT-5, menjelaskan bahwa perkembangan AI kini melaju begitu cepat hingga para pengembang merasa kesulitan mengikuti dengan regulasi atau batasan pengaman yang memadai.
“Beberapa bulan terakhir terasa sangat cepat, seperti semuanya makin tidak terkendali,” ucapnya dalam podcast This Past Weekend with Theo Von.
Menurutnya, dunia sedang memasuki fase baru dalam sejarah ilmu pengetahuan, di mana para ilmuwan mulai mempertanyakan ciptaan mereka sendiri.
“Ada momen ketika para ilmuwan melihat apa yang mereka buat, dan berkata, ‘Apa yang telah kita lakukan?’” ujarnya.
Meski Altman sebelumnya menyatakan optimisme tinggi terhadap GPT-5—yang diklaim jauh lebih cerdas dari versi sebelumnya, GPT-4—wawancaranya kali ini memperlihatkan sisi lain dari sang pengembang: rasa cemas terhadap kemungkinan risiko yang tidak bisa dikendalikan.
Ia juga membagikan bahwa ia telah mempersiapkan skenario terburuk jika terjadi kekacauan global.
Altman mengatakan bahwa rumahnya memiliki ruang bawah tanah berstruktur beton berat sebagai bentuk perlindungan, meskipun ia enggan menyebutnya sebagai “bunker”.
“Saya punya ruang bawah tanah dengan penguatan beton, tapi saya tidak menyebutnya bunker,” ujarnya, disambut tawa oleh Theo Von yang menjawab, “Itu jelas sebuah bunker, bro.”
Altman menyebut ketakutannya bukan hanya karena AI, tapi juga karena situasi global yang kian tidak stabil.
“Bom mulai berjatuhan lagi di dunia. Saya mulai memikirkan untuk membangun versi perlindungan yang lebih baik,” ujarnya.
Wawancara ini memperlihatkan sisi manusiawi dari seorang tokoh besar teknologi—yang kini mulai meragukan apakah kecanggihan ciptaannya akan menjadi berkat atau ancaman bagi umat manusia.
Leave a Comment