Tintanarasi.com, Internasional – Seorang anggota Kongres AS dari Partai Republik, Randy Fine, mengundang gelombang kritik tajam setelah menyatakan bahwa cara untuk mengakhiri konflik di Gaza adalah dengan “menyerang seperti Jepang pada Perang Dunia II”.
Ucapan tersebut disampaikannya dalam wawancara eksklusif bersama Fox News pada Kamis (22/05/2025).
Komentar kontroversial itu muncul sehari setelah insiden penembakan di Washington DC yang menewaskan dua staf diplomatik Israel, yakni Yaron Lischinsky (30) dan Sarah Milgrim (26). Pelaku mengaku bertindak sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Gaza.
Fine, yang baru menjabat di Kongres, menyamakan situasi Gaza dengan Jepang saat Perang Dunia II.
“Kita harus membuat mereka menyerah tanpa syarat, sebagaimana yang kami lakukan dengan Jepang. Tidak ada ruang untuk kompromi,” ucapnya, mengacu pada serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, seperti yang dikutip dari IDNTimes.
Dia juga menyebut perjuangan Palestina sebagai bentuk kejahatan, dan menyerukan agar segala bentuk dukungan terhadap Palestina “dilenyapkan”.
Pernyataan Fine tidak hanya mengundang kecaman dalam negeri, tetapi juga dari komunitas internasional. Council on American-Islamic Relations (CAIR), lembaga advokasi Muslim terbesar di AS, menyebut pernyataan Fine sebagai hasutan genosida.
“Randy Fine bukan sekadar tokoh ekstrem, ia adalah anggota Kongres yang secara terbuka membayangkan pembunuhan massal dengan senjata nuklir,” ujar Robert McCaw, Direktur Urusan Pemerintahan CAIR.
CAIR juga menyerukan agar Fine dikeluarkan dari semua komite kongres dan didesak untuk meminta maaf kepada publik.
Di sisi lain, kelompok Hamas juga mengecam pernyataan Fine, menilai retorikanya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan mencerminkan sikap rasis serta fasis sejumlah elit politik AS.
Randy Fine memang dikenal dengan sejumlah pernyataan ekstrem sebelumnya. Baru-baru ini, ia menyebut Rashida Tlaib—anggota Kongres AS yang berdarah Palestina—sebagai “teroris Muslim” di media sosial. Pernyataan itu muncul setelah Tlaib mengkritik blokade makanan oleh Israel terhadap Gaza.
Tahun lalu, Fine juga menyatakan bahwa aktivis Amerika Ayşenur Ezgi Eygi, yang tewas ditembak di Tepi Barat, memang layak menerima nasib tersebut karena melempar batu ke arah militer Israel.
CAIR telah mengirim surat resmi kepada seluruh anggota parlemen dan lebih dari 1.600 staf kongres, menyerukan penolakan tegas terhadap pernyataan-pernyataan diskriminatif dan penuh kebencian dari Fine.
Leave a Comment