Geger! Grup Facebook ‘Fantasi Sedarah’: Ribuan Anggota Bagikan Konten Pelecehan Keluarga

Kangster

No comments
Grup komunitas ‘Fantasi Sedarah’ di Facebook dan unggahan akun Rieke Jr. tentang fantasi tak pantas terhadap anaknya yang berusia dua tahun. (Facebook/Riana Siska Tambunan)

Tintanarasi.com, Kriminal – Warga dunia maya baru-baru ini dikejutkan dengan kemunculan sebuah komunitas menyimpang yang beroperasi di platform Facebook.

Grup tersebut, yang semula bernama “Fantasi Sedarah” dan kini berganti menjadi “Suka Duka”, menjadi sorotan setelah diketahui memuat konten-konten bernada pelecehan seksual dalam lingkup keluarga.

Komunitas ini disebut telah beranggotakan lebih dari 32 ribu pengguna. Di dalamnya, para anggota dengan santai membagikan narasi seksual menyimpang, termasuk yang berkaitan dengan orang tua terhadap anak, maupun saudara kandung.

Tak hanya cerita, beberapa dari mereka bahkan menyertakan foto pribadi anggota keluarganya.

Salah satu warganet yang pertama kali mempublikasikan temuan ini adalah Sadam Permana. Melalui akun Instagram-nya @sadampermana.w, ia membagikan rekaman layar serta video yang mengulas isi grup tersebut pada Kamis (15/05/2025).

Unggahannya memicu reaksi luas dari netizen yang merasa muak dan khawatir akan dampaknya.

“Isi grup ini penuh dengan kisah tidak senonoh dan menjijikkan. Banyak pelaku yang dengan terang-terangan menyatakan fantasinya terhadap anak atau saudara sendiri,” ujar Sadam dalam videonya yang telah ditonton lebih dari 5 juta kali.

Komentarnya pun dibanjiri dukungan dan seruan agar kasus ini diusut tuntas.

Pihak kepolisian melalui akun resmi @DivHumas_Polri di platform X juga telah memberikan tanggapan. Dalam unggahannya pada Jumat (16/05/2025), mereka menyatakan akan menelusuri dan menyelidiki akun serta aktivitas di grup tersebut.

“Terima kasih atas laporannya. Kami akan melakukan pendalaman,” demikian tulis akun tersebut.

Selain Sadam, seorang pengguna X lainnya dengan nama @pablolaurentt juga sempat menyuarakan keresahan terhadap keberadaan grup itu. Ia mengajak warganet lain untuk ramai-ramai melaporkan komunitas tersebut. Sayangnya, tak lama setelah itu, akun miliknya justru ditangguhkan.

Beberapa tangkapan layar yang beredar menunjukkan bahwa anggota grup tak hanya menyampaikan cerita menyimpang, namun juga mengunggah foto pribadi anggota keluarganya dan menyematkan komentar bernada seksual.

Bahkan, ada unggahan dari seseorang yang mengaku sebagai ayah dengan fantasi terhadap anak kandungnya yang masih balita.

Kondisi ini menuai kemarahan dari berbagai pihak, termasuk Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni.

Ia menyebut konten dalam grup itu sebagai hal yang sangat menjijikkan dan meminta aparat serta Kementerian Komunikasi Digital untuk mengambil tindakan tegas.

“Ini sangat tidak bisa ditoleransi. Kalau tidak segera dihentikan, ada potensi fantasi-fantasi ini diwujudkan dan berdampak langsung terhadap anak-anak yang tak berdaya,” tegas Sahroni, Kamis (15/05/2025), seperti dikutip jatimtimes.

Ia juga meminta masyarakat untuk berani melapor jika menemukan indikasi serupa di sekitar mereka.

Penelusuran lebih lanjut oleh warganet bahkan menemukan bahwa grup sejenis ternyata bukan hanya satu. Terdapat pula komunitas dengan nama seperti “Fantasi Ibu Kandung”, “Cerita Dewasa Sedarah”, hingga “Cerita Fantasimu”, dengan jumlah anggota yang juga mencapai puluhan ribu.

Fenomena ini menjadi peringatan penting akan bahaya predator seksual di dunia maya. Banyak dari mereka bersembunyi di balik identitas anonim dan menjadikan media sosial sebagai ruang eksplorasi tindakan menyimpang yang bisa menjelma menjadi tindak kriminal nyata.

Para ahli serta aktivis perlindungan anak menegaskan pentingnya peningkatan literasi digital bagi orang tua dan anak-anak agar bisa mengenali bahaya serupa.

Mereka juga mendesak platform media sosial untuk lebih proaktif dalam melakukan moderasi terhadap konten dan komunitas yang berpotensi melanggar hukum serta norma sosial.

Kangster

Pengangguran dadakan yang lagi nyari kerja di Jepang. Mimpi jadi karyawan kantoran ala anime sambil ngejar deadline. Kalau lagi nggak sibuk ngoding, pasti lagi baca novel detektif sambil ngebayangin jadi Sherlock Holmes versi Indonesia. Oh iya, NewJeans Never Die!

Share:

Related Post

Leave a Comment