Ismail Haniyeh Tewas dalam Serangan Israel, Hamas Berkabung

Kangster

No comments
Foto: BBC

Tintanarasi.com, Internasional – Hamas mengumumkan bahwa Ismail Haniyeh, pemimpin politik mereka, tewas di kediamannya di Iran akibat serangan Israel.

Kelompok yang berkuasa di Gaza ini menyatakan Haniyeh “gugur dalam serangan mematikan Zionis.”

Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini, tetapi sebelumnya mereka berjanji untuk menghancurkan Hamas setelah serangan pada 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang.

Haniyeh, yang kehilangan tiga putra dan empat cucunya dalam serangan udara di Gaza pada April lalu, dilaporkan sempat menghadiri pelantikan presiden Iran baru, Masoud Pezeshkian, pada Selasa (30/07).

Kehadirannya dalam acara tersebut menjadi penampilan publik terakhirnya.

“Gerakan Perlawanan Islam Hamas berduka cita atas kehilangan ini kepada rakyat Palestina, bangsa Arab dan Islam, serta semua orang yang bebas di dunia,” ujar Hamas dalam pernyataannya.

Banyak pemimpin Hamas memilih untuk tidak tampil di depan publik, sementara yang lain hidup dalam ketakutan akan upaya pembunuhan oleh Israel.

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) juga menyampaikan belasungkawa atas kematian Ismail Haniyeh di Teheran.

Menurut media resmi IRGC, Sepah News, mereka tengah menyelidiki “penyebab dan dampak insiden tersebut” dan akan mengumumkan hasilnya. IRGC menyebut Haniyeh dan salah satu pengawalnya meninggal sebagai “syahid.”

IRGC adalah kekuatan militer, politik, dan ekonomi utama di Iran dengan hubungan dekat dengan pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Ismail Haniyeh dilaporkan tewas akibat rudal berpemandu yang menargetkan kediaman pribadinya di Teheran, menurut sumber dari media Saudi, Al Hadath.

Rudal tersebut menghantam kediaman Haniyeh sekitar pukul 02:00 waktu setempat, seperti yang juga dilaporkan oleh media pemerintah Iran.

Media Fars, yang berafiliasi dengan IRGC, menyebutkan bahwa Haniyeh berada di kediaman untuk para veteran di utara Teheran dan terbunuh oleh “proyektil dari udara”.

Kejadian ini terjadi beberapa jam setelah Israel mengklaim telah membunuh komandan militer utama Hizbullah, kelompok milisi yang berbasis di Lebanon dan didukung oleh Iran, sebagai balasan atas serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada akhir pekan lalu.

Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati mengutuk “agresi terang-terangan Israel” dan menyebutnya sebagai tindakan kriminal.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengatakan negaranya tidak ingin meningkatkan ketegangan dengan Hizbullah tetapi siap menghadapi semua kemungkinan.

Pembunuhan Ismail Haniyeh diperkirakan akan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut, menurut Nader Hashemi, profesor Studi Timur Tengah di Universitas Georgetown.

Hal ini juga dapat menunda upaya gencatan senjata di Gaza, karena Haniyeh adalah tokoh kunci dalam negosiasi yang dimediasi oleh Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir. Beberapa negara, termasuk Irak, Turki, Rusia, dan Qatar, mengecam serangan tersebut.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak terlibat dalam insiden tersebut.

Sayap bersenjata Hamas menyatakan bahwa kematian Haniyeh akan membawa konflik ke tingkat yang lebih intens.

Pemimpin Iran, Ayatollah Khamenei berjanji akan memberikan “hukuman berat” terhadap Israel dan mengumumkan tiga hari berkabung nasional.

Ismail Haniyeh, yang akrab dipanggil Abu Al-Abd, lahir di kamp pengungsi Palestina dan merupakan kepala biro politik Hamas.

Dia pernah menjabat sebagai perdana menteri pemerintahan ke-10 Otorita Palestina. Haniyeh telah mengalami masa pemenjaraan dan pengasingan, serta pernah menjabat sebagai kepala kantor Sheikh Ahmed Yassin, pemimpin spiritual Hamas.

Pada tahun 2006, ia diangkat sebagai perdana menteri Otorita Palestina, tetapi diberhentikan setahun kemudian setelah pengambilalihan Jalur Gaza oleh Hamas. Haniyeh terpilih sebagai kepala Biro Politik Hamas pada tahun 2017.

Sumber: BBC

Kangster

Pengangguran dadakan yang lagi nyari kerja di Jepang. Mimpi jadi karyawan kantoran ala anime sambil ngejar deadline. Kalau lagi nggak sibuk ngoding, pasti lagi baca novel detektif sambil ngebayangin jadi Sherlock Holmes versi Indonesia. Oh iya, NewJeans Never Die!

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment