SINDSOSULSEL.COM, Palopo – Komisi C DPRD Kota Palopo mempertanyakan minimnya anggaran pembinaan untuk Industri Kecil Menengah (IKM) dalam rapat kerja bersama Dinas Perindustrian, Kamis (21/11/2024).
Dengan total sekitar 1.340 IKM yang membutuhkan dukungan, anggaran pembinaan yang hanya Rp13 juta dianggap terlalu kecil untuk menciptakan dampak signifikan.
“Palopo ini kota jasa, tetapi anggaran pembinaan IKM sangat kecil. Ke depan, jumlah tersebut harus lebih ditingkatkan,” ujar Sadam, anggota Komisi C dari Partai Golkar.
Sementara itu, Irfan Nawir, legislator Golkar lainnya, menyoroti pengelolaan mesin kakao yang dinilai belum optimal dalam mendukung Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kita punya mesin kakao, tetapi tidak mampu memberi efek besar bagi PAD. Kami berharap mesin ini dioptimalkan agar menarik lebih banyak PAD,” tegasnya.
Berbeda pandangan, Andi Muh Tazar dari PDIP mengusulkan agar mesin-mesin yang tidak digunakan Dinas Perindustrian dilelang untuk efisiensi anggaran.
“Kalau ada mesin yang tidak digunakan, lebih baik dilelang saja untuk mendapatkan dana tambahan,” katanya.
Dalam rapat tersebut, Kadis Perindustrian, Awaluddin, menjelaskan bahwa dinasnya mengelola total anggaran sebesar Rp350 juta untuk mendukung berbagai kegiatan di tiap bidang.
Namun, kebutuhan pengembangan IKM dan optimalisasi peralatan tetap menjadi tantangan utama.
Ketua Komisi C, Taming M Somba, yang memimpin rapat, berharap ada langkah konkret untuk meningkatkan pembinaan IKM dan optimalisasi aset. Rapat kerja ini dihadiri sejumlah anggota DPRD lainnya, termasuk Bata Manurun, Aldi Rivaldi Somalinggi, dan Umar.
Diharapkan, hasil diskusi ini dapat menjadi pijakan untuk merancang kebijakan yang lebih mendukung keberlangsungan dan pertumbuhan IKM di Kota Palopo.
Leave a Comment