Tintanrasi.com, Jakarta – Gelombang protes bertajuk “Indonesia Gelap” kembali berlanjut pada Jumat (21/2/2025) di sekitar Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat.
Setelah sebelumnya didominasi oleh mahasiswa, kini aksi diikuti oleh masyarakat umum. Meski begitu, mahasiswa tetap diperbolehkan bergabung dalam demonstrasi ini.
Seruan aksi ini awalnya muncul dari unggahan akun Bareng Warga di platform X, yang mengajak masyarakat untuk mengambil cuti dan turun ke jalan.
Namun, Karima Annisa, perwakilan dari komunitas tersebut, menegaskan bahwa Bareng Warga bukan inisiator gerakan ini.
“Kami tidak memprakarsai aksi Indonesia Gelap. Kami hanya menjadi wadah aspirasi dan menghubungkan individu-individu dengan visi serta nilai yang sama,” jelas Karima dalam pesan singkat kepada media.
Komunitas ini menegaskan bahwa gerakan yang mereka dukung bersifat desentralisasi, di mana setiap individu bisa berperan sebagai inisiator tanpa bergantung pada satu organisasi.
Mereka juga membantah telah membuka donasi untuk aksi ini.
Aksi yang berlangsung hari ini dimulai dari Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini, sebelum massa bergerak ke lokasi utama demonstrasi di kawasan Patung Kuda sekitar pukul 13.00 WIB.
Koalisi warga sipil yang tergabung dalam aksi ini menuntut empat kebijakan pemerintah untuk segera dibatalkan:
- Menghentikan wacana perluasan peran TNI-Polri dalam urusan sipil.
- Mencabut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025.
- Menghentikan alokasi dana APBN untuk Danantara.
- Membatalkan proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Selain itu, mereka juga menyerukan agar Presiden Joko Widodo diadili atas berbagai kebijakan yang dianggap merusak demokrasi selama pemerintahannya.

Demi keamanan peserta aksi, Bareng Warga juga mengimbau massa untuk mengenakan masker agar tidak mudah dikenali serta mendampingi rekan-rekan yang mengalami intimidasi selama aksi berlangsung.
Solidaritas terhadap gerakan ini juga datang dari komunitas penggemar K-pop.
Kelompok NCTzen Humanity bekerja sama dengan Bareng Warga untuk menggalang dana guna mendukung aksi ini.
Dalam unggahannya, NCTzen Humanity menyebutkan bahwa dana yang terkumpul akan digunakan untuk tiga hal utama:
- Kebutuhan medis bagi peserta aksi.
- Penyediaan makanan dan minuman bagi demonstran.
- Bantuan hukum bagi peserta aksi yang mengalami masalah hukum.
Penggalangan dana ini telah mencapai Rp8,6 juta hingga 19 Februari 2025, dan mereka menyiapkan tiga posko kesehatan serta tiga mobil ambulans untuk mengantisipasi keadaan darurat.
Di tengah panasnya aksi protes, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan bahwa Indonesia dalam kondisi baik dan tidak mengalami krisis sebagaimana disuarakan oleh para demonstran.
Pernyataan ini langsung mendapat tanggapan tajam dari perwakilan Bareng Warga.
“Bagaimana bisa dibilang Indonesia cerah, sementara banyak kebijakan justru menyulitkan rakyat? Realokasi anggaran demi janji politik seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) justru memotong dana sektor penting lainnya seperti pendidikan dan kesehatan,” tegas Karima.
Ia juga menyoroti kebijakan distribusi gas LPG 3 kg yang berubah drastis, hingga berujung pada kesulitan masyarakat mendapatkan bahan bakar murah.
“Kalau tidak ada perlawanan dari publik, pemerintah akan terus mengorbankan rakyat demi ambisi politiknya,” tambahnya.
Aksi “Indonesia Gelap” ini menunjukkan bahwa ketidakpuasan terhadap pemerintah semakin meluas.
Gerakan rakyat yang awalnya hanya diikuti mahasiswa kini berkembang menjadi gerakan yang lebih besar, dengan berbagai elemen masyarakat ikut menyuarakan kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Leave a Comment