Mengingat Kembali Janji Prabowo Subianto

Kangster

No comments

Tintanarasi.com, Jakarta -Hari ini, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029.

Acara pelantikan berlangsung di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan.

Prabowo dan Gibran terpilih setelah memenangkan Pemilihan Presiden 2024 dengan meraih 96.214.691 suara atau 58,6 persen dari total suara sah.

Pelantikan ini sekaligus menandai berakhirnya masa jabatan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Berikut adalah beberapa janji kampanye Prabowo-Gibran:

  1. Makan Siang dan Susu Gratis untuk anak-anak.
  2. Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen.
  3. Membangun 300 Fakultas Kedokteran dan memberikan beasiswa bagi 20 ribu pelajar.
  4. Menaikkan Gaji ASN, TNI/Polri, dan Pejabat Negara.
  5. Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk masyarakat.
  6. Keberpihakan pada Disabilitas dalam berbagai kebijakan.
  7. Menjaga Kekayaan Alam Indonesia untuk generasi mendatang.
  8. Menjaga Warisan Budaya Kalimantan sebagai bagian dari identitas bangsa.
  9. Dana Abadi Pondok Pesantren untuk mendukung pendidikan agama.
  10. Kebijakan hilirisasi untuk kesejahteraan negara.

Terkhusus dalam bidang ekonomi, Prabowo-Gibran memperkenalkan konsep kebijakan ekonomi yang disebut “Prabowonomics”.

Kebijakan ini fokus pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, dengan tujuan memperkuat perekonomian nasional serta meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam lima tahun ke depan.

Salah satu target ambisius yang ingin dicapai Prabowo adalah pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen pada akhir masa jabatannya.

Ada lima kebijakan strategis yang menjadi pilar utama “Prabowonomics”.

Pertama, swasembada pangan, di mana Prabowo ingin memastikan kemandirian pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Krisis pandemi sebelumnya telah menunjukkan pentingnya kemandirian pangan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keamanan nasional.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan lokal dan kesejahteraan petani.

Kebijakan kedua adalah hilirisasi industri, yang merupakan lanjutan dari kebijakan era Presiden Joko Widodo.

Prabowo menekankan pentingnya pengolahan sumber daya alam, seperti nikel dan tembaga, dilakukan di dalam negeri untuk menciptakan nilai tambah, membuka lapangan kerja, dan memperkuat struktur ekonomi nasional.

“Indonesia harus bisa memanfaatkan kekayaan alamnya secara bijak dan berkelanjutan,” ujar Prabowo.

Selain itu, Prabowo juga merancang program makanan bergizi gratis bagi anak sekolah dan ibu hamil.

Program ini bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga memberdayakan petani lokal melalui penggunaan hasil produksi dalam negeri.

Prabowo meyakini bahwa kesehatan generasi muda adalah investasi jangka panjang yang vital bagi masa depan bangsa.

Fokus keempat dari kebijakan Prabowo adalah swasembada energi.

Ia menargetkan pemanfaatan sumber daya energi domestik, seperti batu bara, gas, serta pengembangan energi terbarukan, guna mengurangi ketergantungan pada impor.

Prabowo juga menekankan pentingnya penggunaan energi terbarukan, seperti tenaga surya dan air, untuk mengurangi dampak lingkungan dan memastikan keberlanjutan energi nasional.

Kebijakan kelima terkait mitigasi kemiskinan. Prabowo merencanakan perombakan sistem subsidi dengan mengalihkan subsidi dari barang ke pemberian langsung kepada rumah tangga miskin.

Tujuan dari langkah ini adalah agar bantuan yang diberikan lebih tepat sasaran dan efektif dalam menurunkan angka kemiskinan.

Namun, meskipun Prabowo-Gibran membawa visi besar dalam bidang ekonomi, pengamat ekonomi Universitas Airlangga, Gigih Prihantono, menyatakan keraguannya akan keberhasilan pencapaian target ambisius tersebut.

Menurut Gigih, komposisi kabinet yang cenderung sentralistik dapat menjadi hambatan bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

“Dengan adanya potensi sentralisasi kebijakan, saya melihat bahwa tidak akan ada perubahan signifikan dalam perekonomian Indonesia,” kata Gigih.

Ia menambahkan bahwa potensi sentralisasi ini bisa memperlambat proses birokrasi dan menghambat desentralisasi fiskal, yang seharusnya menjadi prioritas untuk mendorong ekonomi daerah.

Gigih juga menyarankan agar pemerintah memanfaatkan ruang fiskal yang ada untuk meningkatkan pembangunan ekonomi di berbagai daerah, terutama di tengah kondisi deflasi saat ini.

Meski demikian, Gigih berpendapat bahwa dampak kebijakan ekonomi Prabowo-Gibran akan mulai terlihat lebih jelas dalam beberapa bulan pertama masa pemerintahan mereka, terutama dalam dua hingga tiga bulan setelah pelantikan.

Waktu tersebut akan menjadi penentu seberapa besar efektivitas “Prabowonomics” dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang diinginkan.

Sumber: CNN

Kangster

Pengangguran dadakan yang lagi nyari kerja di Jepang. Mimpi jadi karyawan kantoran ala anime sambil ngejar deadline. Kalau lagi nggak sibuk ngoding, pasti lagi baca novel detektif sambil ngebayangin jadi Sherlock Holmes versi Indonesia. Oh iya, NewJeans Never Die!

Share:

Related Post

Leave a Comment