“Kita harus mencari dosen dan memenuhi standar minimum jumlah serta kualifikasi dosen spesialis,” katanya.
“Alhamdulillah, 90 persen dari pekerjaan ini adalah hasil kerja keras Ibu Ketua Pembina Yayasan, termasuk bimbingan langsung dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar,” ungkapnya.
Dalam sambutannya, Plt Rektor UMI, Prof. Sufirman Rahman, menyebutkan banyak Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dari Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi yang memohon menjadikan UMI sebagai pembina Prodi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter.
“Namun, kami selektif dan memilih IKB-KJP karena kampus ini benar-benar siap menjalankan Prodi tersebut,” ujar Prof Sufirman Rahman.
Senada dengan itu, Ketua LLDIKTI Wilayah IX, Andi Lukman, menyatakan bahwa pemberian izin operasional Prodi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter merupakan bentuk kepercayaan luar biasa dari Pemerintah RI.
“Ini harus menjadi kebanggaan masyarakat Luwu Raya, karena dari 50 PTN/PTS yang mengusul di 2023 kemarin, hanya 25 yang disetujui. Di Sulsel, ada tiga yang diberi izin, dua di antaranya berada di Palopo,” ungkapnya.
Acara ini dirangkai dengan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Serba Guna IKB-KJP berkapasitas 4.000 orang, beserta Gedung Rektorat, serta Gedung Lecture Theater.
Hadir pada kegiatan tersebut, Ketua Pembina Yayasan UMI beserta ketua dan pengurus Yayasan Wakaf UMI, Kadis Kesehatan Sulsel, dr. Ishaq Iskandar, Kadis Kesehatan Palopo Irsan Anugrah, para direktur rumah sakit/kepala Puskesmas se-Palopo, Forkopimda, serta perwakilan empat kepala daerah di Luwu Raya.(advetorial)
Leave a Comment