Ratusan WNI Jadi Operator Judi Online Ilegal di Filipina

Tintanarasi.com, Internasional – Sebanyak 569 warga negara Indonesia (WNI) diketahui terlibat dalam aktivitas sebagai operator judi daring ilegal di Filipina.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Irjen Pol Krishna Murti dalam konferensi pers yang digelar di Tangerang, Provinsi Banten, Rabu dini hari.

Menurut Krishna, temuan ini merupakan hasil kerja sama antara Indonesia dan otoritas Filipina.

Kasus ini bermula dari penggerebekan yang dilakukan oleh kepolisian Filipina pada 31 Agustus 2024 di Hotel Tourist Garden, Lapu-lapu City, Provinsi Cebu.

Operasi tersebut menargetkan Offshore Gaming Operator (operator judi daring) ilegal yang melibatkan ratusan WNI.

Krishna menjelaskan bahwa para WNI tersebut secara sadar terlibat dalam pekerjaan ilegal sebagai operator judi daring, dan mereka bukanlah korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO), melainkan pelaku yang menawarkan diri untuk bekerja di sana.

“Seluruh pelaku telah ditangkap, termasuk aktor utamanya, dan saat ini sedang menjalani proses hukum di Filipina,” ujar Krishna, seperti dikutip dari Viva.

Dua WNI telah ditahan, sementara ratusan lainnya telah atau sedang menjalani proses deportasi secara bertahap.

Krishna menambahkan, hingga saat ini total 69 WNI telah dijadwalkan untuk dipulangkan secara bertahap ke Indonesia.

Tahap pertama dilakukan pada 22 Oktober 2024 dengan 35 WNI, sementara tahap kedua melibatkan 32 WNI yang akan dipulangkan antara 22 dan 23 Oktober 2024.

Pemulangan dilakukan melalui penerbangan dari berbagai bandara di Filipina, dengan tujuan Jakarta, Medan, dan Manado.

Pada 22 Oktober, 10 WNI dipulangkan menggunakan penerbangan SCOOT TR 2278, diikuti 11 WNI yang terbang dengan Cebu Pacific 5J-759 ke Jakarta.

Sementara itu, pada 23 Oktober, pemulangan dilanjutkan dengan dua WNI melalui Bandara Kualanamu, Medan, dan beberapa WNI lainnya melalui Bandara Soetta, Jakarta, serta Bandara Sam Ratulangi, Manado.

Proses pemulangan ini dipastikan akan terus berlanjut hingga seluruh WNI yang terlibat dapat kembali ke tanah air.