Tintanarasi.com, Jakarta – Kurs rupiah terhadap dollar AS kian melemah pada Jumat (21/06/2024) pagi.
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 10.30 WIB, nilai tukar rupiah tercatat melemah 0,17 persen ke Rp 16.458 per dollar AS. Bank-bank besar nasional pun mulai menjual dollar AS dengan harga Rp 16.600, mengikuti tren depresiasi rupiah di pasar spot.
Melemahnya rupiah ini menimbulkan kekhawatiran terhadap berbagai sektor ekonomi, termasuk proyek ambisius pembangunan ibu kota baru Indonesia, Ibu Kota Nusantara (IKN).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekaligus Plt Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, menyatakan bahwa dampak dari melemahnya rupiah tidak hanya dirasakan oleh proyek IKN saja.
“Sebetulnya kalau akan berdampak tidak hanya di IKN, di tempat lain pun pasti akan berdampak,” ujar Basuki saat ditemui di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (21/6/2024).
Dalam menanggapi situasi ini, pemerintah berencana melaksanakan sidang kabinet paripurna pada Senin (24/6/2024) mendatang.
Sidang ini diharapkan dapat menghasilkan solusi untuk mengatasi dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah, terutama terkait proyek-proyek infrastruktur besar.
Basuki juga menyinggung kemungkinan adanya eskalasi atau penyesuaian nilai proyek infrastruktur akibat fenomena ini.
Ia mengingatkan bahwa eskalasi proyek pernah terjadi pada tahun 2022 ketika rupiah melemah akibat pandemi Covid-19.
“Kalau itu biasanya harus ada keputusan kahar nasional supaya yang lain bisa eskalasi. Tetapi ini sampai sekarang belum ada,” jelas Basuki.
Proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara adalah salah satu proyek infrastruktur terbesar yang saat ini sedang berlangsung di Indonesia.
Proyek ini diharapkan dapat membawa perubahan besar bagi perekonomian nasional. Namun, melemahnya nilai tukar rupiah menambah tantangan bagi kelangsungan proyek ini.
Sumber: Kompas
Leave a Comment