Tintanarasi.com, Sulsel – Jumlah donor darah di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan signifikan selama tiga tahun terakhir, menunjukkan keberhasilan upaya kolaboratif antara masyarakat, pemerintah, dan mitra swasta dalam mengatasi tantangan ketersediaan darah.
Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Erna Komalaningrum, mengungkapkan bahwa peningkatan ini merupakan bukti nyata dari kerja keras bersama.
“Melalui kerja sama antara masyarakat, lembaga pemerintah, dan mitra swasta, kesadaran akan pentingnya donor darah berhasil ditingkatkan secara signifikan,” kata Erna, Minggu (5/1/2025).
Berdasarkan data resmi, jumlah donor darah terus mengalami pertumbuhan positif sejak 2022. Pada tahun tersebut, UTD mencatat 23.969 pendonor atau 95,87 persen dari target tahunan.
Pada tahun 2023, jumlah tersebut meningkat menjadi 28.426 pendonor, melampaui target dengan capaian 101,5 persen.
Puncaknya terjadi pada tahun 2024, dengan jumlah pendonor mencapai 29.345 atau 104,8 persen dari target tahunan, bahkan sebelum akhir tahun.
“Peningkatan ini menunjukkan hasil nyata dari upaya kolektif dalam menjawab tantangan ketersediaan darah,” jelas Erna.
Erna menambahkan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari arahan Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Zudan Arif Fakrulloh.
Prof Zudan kerap menekankan pentingnya strategi berkelanjutan, seperti kampanye kesadaran publik, pembinaan komunitas pendonor tetap, dan pemanfaatan teknologi digital untuk mempermudah akses masyarakat terhadap layanan donor darah.
“Ke depan, UTD Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan, melaksanakan akreditasi, serta mengimplementasikan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB),” tambahnya.
Dengan sinergi yang terjalin kuat antara pemerintah, masyarakat, dan mitra strategis, kebutuhan darah di Sulawesi Selatan diharapkan dapat terpenuhi secara berkelanjutan.
Langkah ini diharapkan tidak hanya mencukupi kebutuhan darah, tetapi juga memperkuat upaya menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat di Sulawesi Selatan.
Leave a Comment