Tintanarasi.com, Nasional – TNI Angkatan Udara membuka kemungkinan untuk menambah kekuatan armadanya dengan jet tempur J-10C buatan Tiongkok. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Staf TNI AU, Marsekal Tonny Harjono, saat ditemui di Markas Besar TNI AU, Cilangkap, pada Selasa (27/05/2025).
“Arah ke sana ada, namun keputusan pembelian alutsista bukan dilakukan secara sepihak. Prosesnya melalui mekanisme Dewan Penentu Alutsista,” ujar Tonny.
Ia menegaskan bahwa pengadaan senjata utama pertahanan negara harus melewati evaluasi menyeluruh, termasuk penyesuaian terhadap kebutuhan strategis, kesiapan teknis, serta pertimbangan hubungan luar negeri.
Tonny juga menekankan bahwa posisi Indonesia sebagai negara non blok memberi fleksibilitas dalam menjalin kerja sama pertahanan dengan berbagai negara, termasuk dalam hal pengadaan alutsista.
“Kita bukan bagian dari blok manapun. Artinya, kita menjalin hubungan baik dengan semua negara, termasuk yang menawarkan alutsista,” jelasnya.
Meski begitu, keputusan akhir mengenai jenis alutsista yang akan dibeli tetap berada di bawah kewenangan Kementerian Pertahanan.
“Kami hanya mengusulkan kebutuhan berdasarkan kajian. Pada akhirnya, keputusan resmi berada di Kemhan,” tambahnya.
Belakangan, isu mengenai ketertarikan Indonesia terhadap jet tempur J-10C mencuat ke publik. Pesawat ini sebelumnya menarik perhatian dunia setelah digunakan oleh Angkatan Udara Pakistan dalam konflik udara dengan India, bahkan dikabarkan mampu menjatuhkan beberapa unit pesawat Rafale milik India.
Menariknya, TNI AU sendiri sudah memiliki kontrak pengadaan 42 unit Rafale buatan Prancis, yang pembeliannya dimulai sejak 2024. Dengan adanya wacana penambahan J-10C, publik pun menantikan langkah strategis berikutnya dari Kementerian Pertahanan.
Leave a Comment